BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Thursday, November 27, 2014

Manusia dan Bahagia

Type Manusia & Kebahagiaan

Apabila kita perhatikan manusia dalam kehidupan ini, akan menemukan 4 model ini:

1. Orang yang taat dan hidupnya bahagia.
2. Orang yang taat tapi hidupnya susah.
3. Orang yang ahli maksiat tapi hidupnya bahagia.
4. Orang yang ahli maksiat dan hidupnya sengsara.

Bila anda berada pada nomor satu, itu hal biasa, karena Allah berfirman:

«مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ»

"Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, kmaka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan". (An Nahl: 97)

Bila anda berada pada nomor 4, ini juga hal biasa. Karena Allah mengatakan:

«وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى»

"Dan barang siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (Thaha: 124)

Adapun bila anda berada pada nomor 2, ini barangkali ada dua kemungkinan:

- Boleh jadi Allah mencintaimu dan Dia ingin menguji kesabaranmu, kemudian mengangkat derajatmu. Seperti firman Allah:

«وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَ بَشِّرِ الصَّابِرِينَ »

"Dan sunnguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar". (Al Baqarah: 155)

- Boleh jadi juga di dalam ketaatan anda ada celah dan dosa yang tidak anda sadari hingga anda terus menunda-nunda untuk bertaubat. Untuk itu Allah menguji anda supaya anda kembali kepada-Nya. Allah berfirman:

«وَلَنُذِيقَنَّهُم مِّنَ الْعَذَابِ الْأَدْنَى دُونَ الْعَذَابِ الْأَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ»

"Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat); mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar)". (As Sajdah: 21)

Namun bila anda berada pada posisi ke tiga, berhati-hatilah! Karena barangkali itu adalah istidraj.

Ini adalah posisi terjelek yang dihadapi oleh seorang manusia dan akibatnya sangat mengerikan. Azab dari Allah pasti datang jika anda tidak mengambil pelajaran dan taubat sebelum nasi berubah menjadi kerak.

Allah berfirman:

«فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ»

"Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami-pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa". (Al An'am: 44)

Allah berfirman:

(وذكر فإن الذكرى تنفع المؤمنين)

"Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman". (Adz Dzariyat: 55)

Selamat jum'at Mubarak....
Barokallahu fiikum jami'an insya'Alloh....

Wednesday, November 26, 2014

Perempuan Hebat

🌹"Perempuan Sempurna”
(Catatan Untuk ISTRI yang berusaha HEBAT
tanpa SUAMI HEBAT)

Bismillahirr Rahmanirr Rahim …

Siapakah Kau, Perempuan Sempurna?

Ketika akhirnya saya dilamar oleh seorang lelaki, saya luruh dalam kelegaan. Apalagi lelaki itu, kelihatannya ‘relatif’ sempurna. Hapalannya banyak, shalih, pintar. Ia juga seorang aktivis dakwah yang sudah cukup matang. Kurang apa coba?

Saya merasa sombong! Ketika melihat para lajang kemudian diwisuda sebagai pengantin, saya secara tak sadar membandingkan, lebih keren mana suaminya dengan suami saya. Sampai akhirnya air mata saya harus mengucur begitu deras, ketika suatu hari menekuri 3 ayat terakhir surat At-Tahrim.

Sebenarnya, sebagian besar ayat dalam surat ini sudah mulai saya hapal sekitar 10 tahun silam, saat saya masih semester awal kuliah.

Akan tetapi, banyak hapalan saya menguap, dan harus kembali mengucur bak air hujan ketika saya menjadi satu grup dengan seorang calon hafidzah di kelompok pengajian yang rutin saya ikuti. Ini terjemah ayat tersebut:

66:10. Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)”.

66:11. Dan Allah membuat istri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim”,

66: 12. dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat.

SEBUAH KONTRADIKSI
Ada 4 orang yang disebut dalam 3 ayat tersebut. Mereka adalah Istri Nuh, Istri Luth, Istri Firaun dan Maryam. Istri Nuh (IN), dan Istri Luth (IL) adalah symbol perempuan kafir, sedangkan Istri Firaun (IF) dan Maryam (M), adalah symbol perempuan beriman.

Saya terkejut, takjub dan ternganga ketika menyadari bahwa ada sebuah kontradiksi yang sangat kuat. Allah memberikan sebuah permisalan nan ironis. Mengapa begitu? IN dan IL adalah contoh perempuan yang berada dalam pengawasan lelaki shalih. Suami-suami mereka setaraf Nabi (bandingkan dengan suami saya! Tak ada apa-apanya, bukan?).

Akan tetapi mereka berkhianat, sehingga dikatakanlah kepada mereka, waqilad khulannaaro ma’ad daakhiliin…

Sedangkan antitesa dari mereka, Allah bentangkan kehidupan IF (Asiyah binti Muzahim) dan M. Hebatnya, IF adalah istri seorang thaghut, pembangkang sejati yang berkoar-koar menyebut “ana rabbukumul a’la.”

Dan Maryam, ia bahkan tak memiliki suami. Ia rajin beribadah, dan Allah tiba-tiba berkehendak meniupkan ruh dalam rahimnya. Akan tetapi, cahaya iman membuat mereka mampu tetap bertahan di jalan kebenaran. Sehingga Allah memujinya, wa kaanat minal qaanithiin…

PEREMPUAN SEMPURNA

Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. bersabda: ”Sebaik-baik wanita penghuni surga itu adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Asiyah binti Muzahim istri Firaun, dan Maryam binti Imran.” (HR. Ahmad 2720, berderajat shahih).

Empat perempuan itu dipuji sebagai sebaik-baik wanita penghuni surga. Akan tetapi, Rasulullah saw masih membuat strata lagi dari 4 orang tersebut. Terpilihlah dua perempuan yang disebut sebagai perempuan sempurna. Rasul bersabda, “Banyak lelaki yang sempurna, tetapi tiada wanita yang sempurna kecuali Asiyah istri Firaun dan Maryam binti Imran.

Sesungguhnya keutamaan Asiyah dibandingkan sekalian wanita adalah sebagaimana keutamaan bubur roti gandum dibandingkan dengan makanan lainnya.” (Shahih al-Bukhari no. 3411).

Inilah yang membuat saya terkejut! Bahkan perempuan sekelas Fathimah dan Khadijah pun masih ‘kalah’ dibanding Asiyah Istri Fir’aun dan Maryam binti Imran. Apakah gerangan yang membuat Rasul menilai semacam itu? Ah, saya bukan seorang mufassir ataupun ahli hadits.

Namun, dalam keterbatasan yang saya mengerti, tiba-tiba saya sedikit meraba-raba, bahwa penyebabnya adalah karena keberadaan suami.

Khadijah, ia perempuan hebat, namun ia tak sempurna, karena ia diback-up total oleh Rasul terkasih Muhammad saw., seorang lelaki hebat. Fathimah, ia dahsyat, namun ia tak sempurna, karena ada Ali bin Abi Thalib ra, seorang pemuda mukmin yang tangguh.

Sedangkan Asiyah? Saat ia menanggung deraan hidup yang begitu dahsyat, kepada siapa ia menyandarkan tubuhnya, karena justru yang menyiksanya adalah suaminya sendiri.

Siksaan yang membuat ia berdoa, dengan gemetar, “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim.” Siksaan yang membuat nyawanya terbang, ah… tidak mati, namun menuju surga. Mendapatkan rizki dan bersukaria dengan para penduduk akhirat.

Bagaimana pula dengan Maryam? Ia seorang lajang yang dipilih Allah untuk menjadi ibunda bagi Nabi Isa. Kepada siapa ia mengadu atas tindasan kaumnya yang menuduh ia sebagai pezina? Pantas jika Rasul menyebut mereka: Perempuan sempurna…

JADI, YANG MENGANTAR ke Surga, Adalah Amalan Kita..jadi, bukan karena (sekadar) lelaki shalih yang menjadi pendamping kita. Suami yang baik, memang akan menuntun kita menuju jalan ke surga, mempermudah kita dalam menjalankan perintah agama.

Namun, jemari akan teracung pada para perempuan yang dengan kelajangannya (namun bukan sengaja melajang), atau dengan kondisi suaminya yang memprihatinkan (yang juga bukan karena kehendak kita), ternyata tetap bisa beramal dan cemerlang dalam cahaya iman.

Kalian adalah Maryam-Maryam dan Asiyah-Asiyah, yang lebih hebat dari Khadijah-Khadijah dan Fathimah-Fathimah.

Sebaliknya, alangkah hinanya para perempuan yang memiliki suami-suami nan shalih, namun pada kenyataannya, mereka tak lebih dari istri Nabi Nuh dan istri Nabi Luth. Yang alih-alih mendukung suami dalam dakwah, namun justru menggelendot manja, “Mas… kok pergi terus sih, sekali-kali libur dong!” Atau, “Mas, aku pengin beli motor yang bagus, gimana kalau Mas korupsi aja…”

Benar, bahwa istri hebat ada di samping suami hebat. Namun, lebih hebat lagi adalah istri yang tetap bisa hebat meskipun terpaksa bersuamikan orang tak hebat, atau bahkan tetapi melajang karena berbagai sebab nan syar’i. Dan betapa rendahnya istri yang tak hebat, padahal suaminya orang hebat dan membentangkan baginya berbagai kemudahan untuk menjadi hebat. Hebat sebagai hamba Allah Ta’ala!
Wallahu a’lam bish-shawwab.

(By: Afifah Afra)

*copas grup sbelah

Perindu Syurga

PERINDU SYURGA


Nasehat Syaikhut Tarbiyah, Ust.
Rahmat Abdullah, Tentang Dakwah

Teringat kembali aku akan nasehat
Syaikhut Tarbiyah, Ust. Rahmat
Abdullah, tentang dakwah…

Memang seperti itu dakwah.

Dakwah adalah cinta.
Dan cinta akan meminta semuanya dari
dirimu.

Sampai pikiranmu.
Sampai perhatianmu.
Berjalan, duduk, dan tidurmu.

Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu
pun tentang dakwah.

 Tentang umat yg
kau cintai.

Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah.

Menyedot saripati energimu. Sampai
tulang belulangmu. Sampai daging
terakhir yg menempel di tubuh
rentamu. 

Tubuh yg luluh lantak
diseret-seret. .. Tubuh yang hancur
lebur dipaksa berlari.

Seperti itu pula kejadiannya pada
rambut Rasulullah. Beliau memang akan
tua juga. 

Tapi kepalanya beruban
karena beban berat dari ayat yg
diturunkan Allah.
Sebagaimana tubuh mulia Umar bin
Abdul Aziz. Dia memimpin hanya
sebentar. Tapi kaum muslimin sudah
dibuat bingung. Tidak ada lagi orang
miskin yg bisa diberi sedekah. 

Tubuh
mulia itu terkoyak-koyak. Sulit
membayangkan sekeras apa sang
Khalifah bekerja. Tubuh yang segar
bugar itu sampai rontok. Hanya dalam
2 tahun ia sakit parah kemudian
meninggal. Toh memang itu yang
diharapkannya; mati sebagai jiwa yang
tenang.

Dan di etalase akhirat kelak, mungkin
tubuh Umar bin Khathab juga terlihat
tercabik-cabik. Kepalanya sampai
botak. Umar yang perkasa pun
akhirnya membawa tongkat ke mana-
mana. Kurang heroik? 

Akhirnya
diperjelas dengan salah satu luka
paling legendaris sepanjang sejarah;
luka ditikamnya seorang Khalifah yang
sholih, yang sedang bermesra-
mesraan dengan Tuhannya saat sholat.

Dakwah bukannya tidak melelahkan.
Bukannya tidak membosankan. Dakwah
bukannya tidak menyakitkan. Bahkan
juga para pejuang risalah bukannya
sepi dari godaan kefuturan.

Tidak… Justru kelelahan. Justru rasa
sakit itu selalu bersama mereka
sepanjang hidupnya. Setiap hari. Satu
kisah heroik, akan segera mereka
sambung lagi dengan amalan yang jauh
lebih “tragis”.

Justru karena rasa sakit itu selalu
mereka rasakan, selalu menemani…

justru karena rasa sakit itu selalu
mengintai ke mana pun mereka pergi…
akhirnya menjadi adaptasi. Kalau iman
dan godaan rasa lelah selalu
bertempur, pada akhirnya salah
satunya harus mengalah. 

Dan rasa
lelah itu sendiri yang akhirnya lelah
untuk mencekik iman. Lalu terus
berkobar dalam dada.
Begitu pula rasa sakit. Hingga luka tak
kau rasa lagi sebagai luka. Hingga
“hasrat untuk mengeluh” tidak lagi
terlalu menggoda dibandingkan jihad
yang begitu cantik.
Begitupun Umar. Saat Rasulullah
wafat, ia histeris. Saat Abu Bakar
wafat, ia tidak lagi mengamuk.
Bukannya tidak cinta pada abu Bakar.
Tapi saking seringnya “ditinggalkan” ,
hal itu sudah menjadi kewajaran. Dan
menjadi semacam tonik bagi iman..
Karena itu kamu tahu. Pejuang yg
heboh ria memamer-mamerkan
amalnya adalah anak kemarin sore. Yg
takjub pada rasa sakit dan
pengorbanannya juga begitu. Karena
mereka jarang disakiti di jalan Allah.
Karena tidak setiap saat mereka
memproduksi karya-karya besar. Maka
sekalinya hal itu mereka kerjakan,
sekalinya hal itu mereka rasakan,
mereka merasa menjadi orang besar.
Dan mereka justru jadi lelucon dan
target doa para mujahid sejati, “ya
Allah, berilah dia petunjuk… sungguh
Engkau Maha Pengasih lagi maha
Penyayang…
“ Maka satu lagi seorang pejuang
tubuhnya luluh lantak. Jasadnya
dikoyak beban dakwah. Tapi iman di
hatinya memancarkan cinta…
Mengajak kita untuk terus berlari…

“Teruslah bergerak, hingga kelelahan
itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu
bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan
itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan
itu futur menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu
lesu menemanimu.”
(alm. Ust Rahmat Abdullah)

Kalau iman dan syetan terus
bertempur. Pada akhirnya salah
satunya harus mengalah. : In
memoriam Ust. Rahmat Abdullah
La’allanaa fii barokatillah…. Ya Alloh,
karuniakanlah kami panasnya iman
yang mampu membakar ruh HAMASAH
untuk terus bermujahadah dengan
penuh kesabaran….aamiin.

Source:  (islamedia.co)

Monday, November 24, 2014

Tarbiyah


AGAR TARBIYAH BERKESAN MENDALAM

Terkadang orang mengaitkan sukses dan kesan tarbiyah kepada aneka rupa slide yang berwarna wani, pernak-pernik animasi dan semacamnya. Atau istinya: dikaikan dengan hal-hal yang bersifat tayangan dan pemaparan.

Ada juga yang mengaitkan sukses dan kesan tarbiyah kepada kemampuan murabbi dalam melakukan olah kata; tinggi rendah suara, keras lembutnya, atau intinya: kemampuan orasi sang murabbi.

Ada juga yang mengaitkannya dengan materi yang disampaikan dari sisi temanya yang baru, pernak-pernik argumen yang dikemukakan, ilustrasi, deskripsi dan hal-hal semacam yang berkenaan dengan judul dan materi.

Dengan tidak bermaksud menafikan semua hal tersebut dan peranannya dalam sukses dan tarbiyah yang berkesan, perlu diketahui bahwa semua hal tersebut adalah aspek-aspek luaran atau lahiriah.

Sementara, tarbiyah yang sesungguhnya adalah tarbiyah Rabbaniyyah, yaitu mentarbiyahkan nilai-nilai Rabbani, nilai-nilai yang berasal dari Allah SWT, nilai-nilai yang habitat dan tempat bersemayamnya adalah hati, hati nurani, hati yang menjadi kunci bagi kebaikan jiwa raga manusia.

«... أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ، صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ، فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ» (متفق عليه: البخاري [52] ومسلم [1599]).

Ingatlah bahwasanya di dalam jasad ada segumpal daging, jika ia baik, maka baiklah seluruh jasad, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh jasad, ingatlah, segumpal daging itu adalah hati (Hadits Muttafaq ‘Alaih: Bukhari [52] dan Muslim [1599]).

Oleh karena inilah aspek qalbu inilah yang perlu lebih mendapatkan perhatian dari sisi:

1.       Keikhlasannya (الإخلاص).

2.       Tajarrud (totalitas)-nya (تَمَامُ التَّجَرُّدِ).

3.       Kedalaman hubungan interaktif dan emosional antara murabbi dengan tema atau permasalahan yang disampaikan (عُمْقُ الاِنْفِعَالِ مَعَ الْقَضِيَّةِ), dan

4.       Kebersihan hati dari motif-motif duniawi (اَلْبَرَاءَةُ مِنَ الْأَجْرِ اَلدُّنْيَوِيِّ).

Tersebutlah cerita tentang seorang muadzdzin yang bernama Haji Mukhtar Ahmad yang jama’ah masjidnya sepakat bahwa suara adzannya mampu menggugah mereka yang terlelap tidur, lalu menggerakkan mereka untuk pergi menuju masjid dan melakukan shlat berjama’ah Shubuh.

Para jama’ah pun mencari-cari: apa rahasia dibalik kesan mendalam Haji Mukhtar Ahmad ini. Dari obrolan para jama’ah, disimpulkanlah empat hal di atas, yang lalu kesimpulan ini dijadikan sebagai ibrah dan pelajaran untuk para da’i dan murabbi.

Betapa tidak.. sebab, pada hakekatnya, Haji Mukhtar Ahmad adalah seorang yang berada dan berkecukupan, namun, atas pilhan dan kerelaannya, ia menobatkan dirinya menjadi muadzdzin di sebuah masjid. “profesi” ini ia lakoni bertahun-tahun, semenjak ia masih muda, sampai ia menjadi tua. Maka jelas sekali kesimpulan dari pilihan Haji Mukhhar Ahmad ini.

Padahal, kalau dipikir-pikir, bukankah kalimat adzan itu semua jama’ah telah menghafalnya dengan baik? Dan bukankah kalimat itu berupa kalimat-kalimat pendek nan singkat? Sudah begitu, diulang-ulang pula pengumandangannya?

Jadi, bisa saja suatu tema, atau sebuah judul itu berulang, atau sudah dihafal oleh mutarabbi atau audiens, bisa jadi juga yang disampaikan “hanya” itu-itu saja.

Namun, bila hal ini keluar dari orang yang “mempunyai hati”, maka tema atau judul itu akan memiliki kesan yang sangat mendalam.

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا . وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا (الشمس: 9 - ١٠)

Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Q.S. Asy-Syams: 9 – 10).

 (Tulisan diolah dari kitab Manhajiyyat at-Tarbiyyah ad-Da’awiyyah, hal. 8).

Semoga ada manfaatnya, amin.

Sunday, November 23, 2014

Kamu dan Tilawah

Kalau Kamu
Oleh : Ust Cahyadi Takariawan

Kalau kamu lelah, cobalah tilawah.
Kalau kamu resah, segeralah tilawah.
Kalau kamu gelisah, hilangkan dengan tilawah.
Kalau kamu susah, mulailah tilawah.
Kalau kamu gundah, jangan lupa tilawah.
Kalau badanmu lemah, kuatkan dengan tilawah.
Kalau imanmu tergugah, lakukan tilawah.
Kalau jiwamu gerah, perbanyak tilawah.
Kalau matamu basah, segera tilawah.
Kalau pikiranmu cerah, cepatlah tilawah.
Kalau hatimu patah, teruslah tilawah.
Kalau kamu marah, redakan dengan tilawah.
Kalau kamu merasa gagal, jangan lupakan tilawah.

Kalau kamu kalah, harus banyak tilawah.
Kalau kamu tidak mau kalah, harus makin banyak tilawah.

Kalau kamu tabah, seringlah tilawah.

Kalau tanganmu tengadah, mulailah tilawah.

Kalau kakimu melangkah, lantunkan tilawah.

Kalau hatimu berseri bak bunga merekah, seringlah tilawah.

Kalau perasaanmu begitu indah, segeralah tilawah.

Kalau ingin keluarga sakinah, ajak mereka tilawah.
Kalau ingin anak-anak salih dan salihah, ajari tilawah.

Kalau ingin rejeki melimpah, rajinlah tilawah.
Kalau ingin hidup penuh berkah, rutinkan tilawah.

Kalau ingin mengunjungi Ka’bah, lantunkan tilawah.
Kalau anganmu tengah membuncah, perbanyak tilawah.

Kalau kamu malas tilawah, paksalah untuk tilawah.

Kalau kamu rajin tilawah, lanjutkan terus tilawah.

Kalau kamu tilawah, itulah jalan menuju jannah.

………………………………



Saturday, November 15, 2014

Kasih tak sampai sang khalifah

Kisah Kasih Tak Sampai Khalifah Umar bin Abdul Aziz


Satu fragmen yang menggambarkan tingkat tajarrud Umar bin Abdul Aziz yang luar biasa adalah kisah “cintai tak sampai”-nya beliau.

Dikisahkan bahwa Umar bin Abdul Aziz pernah jatuh cinta dengan sangat berat dan mendalam terhadap budak perempuan milik istrinya, Fathimah binti Abdul Malik.

Perempuan itu memang hanyalah seorang amah, seorang budak perempuan, namun, ia sangat cantik jelita, mengalahkan banyak wanita merdeka di zamannya, dan budak itu milik Fathimah binti Abdul Malik bin Marwan, istri Umar bin Abdul Aziz.

Sebelum Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah, berkali-kali ia meminta kepada Fathimah, istrinya, agar sang istri menghibahkan budak perempuan itu kepadanya, atau menjualnya kepadanya.

Namun, karena budak itu sangat cantik jelita, dan sang istri mengetahui betapa berat dan mendalam “rasa cinta” Umar bin Abdul Aziz kepadanya, sang istri tidak mau memenuhi permintaan sang suami. Wajar lah, wanita mempunyai rasa cemburu, dan ia takut “kalah bersaing” dengan sang budak itu.

Sang amah atau budak perempuan itu pun mengetahui betapa berat dan mendalam “rasa cinta” Umar bin Abdul Aziz kepadanya.

Sampai akhirnya, tibalah masa di mana tanggung jawab kehilafahan jatuh pada Umar bin Abdul Aziz.

Perlu diketahui bahwa dulunya gaya hidup Umar bin Abdul Aziz adalah gaya hidup istana, penuh dengan kemewahan dan bergelimang dalam harta dan fasilitas.

Maklum lah, ia adalah putra Abdul Aziz, dan Abdul Aziz adalah putra Marwan bin al-Hakam. Pamannya dan sekaligus mertuanya adalah Abdul Malik bin Marwan, salah seorang khalifah Bani Umayyah yang sangat terkenal.

Bahkan life style Umar bin Abdul Aziz yang sangat berbeda dari sisi kehebatan penampilannya itu, sampai-sampai muncul istilah: Cara berpakaian Umar, parfum Umar, gaya berjalan Umar, dan sebagainya.

Bahkan, banyak anak gadis menjadikan Umar bin Abdul Aziz sebagai model dalam life style mereka.

Dulunya, Umar bin Abdul Aziz adalah seorang pemuda yang bercita-cita “unik”.

Sewaktu masih lajang, cita-citanya adalah menikahi Fathimah binti Abdul Malik bin Marwan, putri cantik jelita anak khalifah yang sangat terkenal itu. Maka ia persiapkan dirinya sedemikian rupa, baik materi maupun inmateri, agar dapat memenangkan “kompetisi” dalam “memperebutkan” Fathimah bin Abdul Malik. Dan akhirnya, berhasil lah ia menikahi Fathimah binti Abdul Malik.

Lalu, ia pun bercita-cita ingin menjadi gubernur Madinah, satu jabatan kegubernuran yang paling bergengsi pada zaman itu, dan posisi yang paling banyak diminati oleh keluarga besar Bani Umayyah. Maka ia pun mempersiapkan diri sebaik-baiknya, baik dari sisi kapasitas moral, ilmiah, dan sebagainya, agar pilihan sang khalifah jatuh kepadanya untuk menjadi gubernur Madinah. Dan akhirnya, cita-cita ini pun berhasil ia raih.

Sukses menjadi gubernur Madinah, ia pun bercita-cita ingin menjadi khalifah. Maka ia persiapkan diri sebaik-baiknya, agar saat cita-cita itu tercapai, ia menjadi seorang khalifah yang sukses, dunia dan akhirat. Dan akhirnya, ia pun menjadi seorang khalifah.

Karena sudah tidak ada lagi cita-cita duniawi yang lebih tinggi dari khalifah, maka, setelah ia menjadi khalifah, ia bercita-cita ingin masuk syurga Allah SWT.

Maka dipilihlah gaya hidup baru sebagai cara dan jalan untuk menggapai cita-citanya yang terakhir ini, disamping dengan cara menjadi khalifah yang seadil-adilnya.

Dan gaya hidup baru itu adalah gaya hidup zuhud. Maka seluruh harta yang ia miliki ia jual, dan hasilnya diserahkan ke baitul mal, sementara itu, sebagai seorang khalifah, ia hanya mengambil gaji dua dirham perhari, atau 60 dirham perbulan.

Sehingga, setelah ia menjadi khalifah, ia hidup sebagai seorang yang sangat miskin, dan fisiknya pun tidak lagi parlente, megah dan mewah seperti dahulu.

Kembali kepada kisah cintanya...

Setelah Umar bin Abdul Aziz menjadi miskin, dan hari demi hari disibukkan oleh upayanya menjadi seorang khalifah yang adil, istrinya, Fathimah bin Abdul Malik, merasa iba dan kasihan kepadanya. Maka dihibahkanlah budaknya yang cantik jelita itu kepada Umar bin Abdul Aziz.

Di luar dugaan sang istri dan budaknya sekaligus, ternyata Umar bin Abdul Aziz menolak hibah tersebut.

Sebenarnya, kalau saja sang istri dan sang budak itu mengetahui hal yang sebenarnya, keduanya tidak perlu terkejut, sebab, momentum penghibahan itu terjadi setelah Umar bin Abdul Aziz bercita-cita ingin masuk syurga. Sementara Umar bin Abdul Aziz tahu betul bahwa syurga itu diperuntukkan bagi seseorang yang memenuhi kriteria tertentu, yang diantaranya adalah firman Allah SWT:

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى  فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى 

"..dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya)." (Q.S. An-Nazi’at: 40 – 41).

Bahkan Umar bin Abdul Aziz bertindak lebih jauh dari sekedar menolak hibah istrinya itu, meskipun hibah itu sendiri adalah budak perempuan yang sangat cantik jelita dan yang “dicinta”-nya secara berat dan mendalam.

Umar meminta kepada Fathimah untuk menjelaskan asal muasal budak perempuan itu, yang kemudian diketahui bahwa ia pada asalnya adalah tawanan perang yang kemudian menjadi budak. Dan pada saat para tawanan itu dibagi-bagikan kepada para prajurit, ia otomatis menjadi bagian dari milik seorang prajurit.

Tetapi, dengan alasan menghilangkan kecemburuan prajurit lainnya, budak perempuan itu akhirnya diambil oleh khalifah Abdul Malik bin Marwan, yang lalu dihibahkan kepada putrinya, Fathimah.

Mendengar penjelasan itu, maka Umar bin Abdul Aziz meminta agar prajurit itu dipanggil untuk menerima kembali jatah dan bagiannya yang selama ini tertunda.

Prajurit itu pun datang, maka oleh Umar bin Abdul Aziz, diserahkanlah budak perempuan yang cantik jelita itu kepadanya.

Sang prajurit pun berkata: Wahai amirul mukminin, budak perempuan itu adalah milik anda, maka terimalah. Namun Umar tetap menolak.

Prajurit itu pun berkata: “Kalo begitu, belilah ia dariku, dan aku dengan senang hati akan menerima akad jual beli ini”.

Tawaran ini pun ditolak oleh Umar. Dan ia pun bersikeras agar sang prajurit itu membawa pergi budak perempuan tersebut.

Budak perempuan itu pun menangis dan berkata: “Kalau begini jadinya, mana bukti cintamu selama ini wahai amirul mukminin??”.

Umar menjawab: "Cinta itu tetap ada di dalam hatiku, bahkan jauh lebih kuat daripada yang dahulu-dahulu, akan tetapi, kalau aku menerimamu, aku khawatir tidak termasuk dalam golongan orang yang “menahan dirinya dari keinginan hawa nafsu” sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam Q.S. An-Nazi’at: 40 – 41."

Semoga Allah SWT senantiasa merahmatimu wahai Umar bin Abdul Aziz.

*diambil dari fb Ustadz Musyafa Ahmad Rahim

Friday, November 14, 2014

Hidayah

Inspirasi Pagi

Hidayah dari Sebuah Warung Kopi.

Dalam suatu majelisnya, Syaikh Utsman al-Khomis ditanya, “Hal apakah yang bisa menjadi sebab datangnya hidayah dan keistiqomahan pada seseorang?” Beliau menjawab, “Sangat banyak hal yang bisa mendatangkan hidayah. Di antaranya beliau bercerita tentang seorang pemuda Libiya yang diberi hadiah buku saku tentang dzikir oleh seorang pemuda dari Arab Saudi”. Kurang lebih, cerita beliau adalah sebagai berikut:

Ada seorang warga Libia, ia bersama ibu dan seorang saudari perempuannya pindah dari Libia untuk menetap di London. Ia mengatakan, di antara kami bertiga hanya ibuku saja yang shalat. Aku dan saudariku tidak shalat bahkan tidak mengerti shalat.

Suatu hari, aku datang di suatu kedai kopi, aku berkenalan dengan seorang laki-laki dari Arab Saudi. Di akhir perjumpaan, dia memberiku sebuah buku saku tentang dzikir. Aku merasa pemberiannya ini tidak bermanfaat sama sekali, shalat saja aku tidak, apalagi membaca dzikir. Tapi karena merasa tidak enak menolak, aku pun menerima pemberiannya dan kusimpan di saku baju. Sesampainya di rumah, kukeluarkan dari saku bajuku buku yang ia berikan, lalu kulemparkan hingga terperosok di bawah lemariku.

Setelah beberapa hari, di suatu malam, seperti biasa aku pulang dari aktivitas lalu aku menonton televisi. Aku mencari acara yang menarik di TV, dari chanel ke chanel lainnya namun tidak ada acara yang membuat aku tertarik. Lalu kubuka majalah, tidak juga aku merasa berselera berlama-lama membacanya. Setelah itu berselancar di dunia maya, juga tidak ada yang memikat perhatianku. Sudah, kututup pintu kamar dan tirai jendela, aku pun bersiap tidur.

Kubolak-balikkan badan, namun tidak juga rasa kantuk itu datang. Malah aku teringat akan buku saku yang diberikan laki-laki Arab Saudi tempo hari itu. Susah payah, akhirnya aku berhasil mengeluarkan buku itu dari bawah kolong lemariku.

Saat kubuka buku itu, ternyata berisi, barangsiapa mengamalkan ini akan mendapatkan hal ini, barangsiapa mengamalkan demikian maka pahalanya demikian. Saat itu, kondisi jiwaku adalah kondisi seseorang yang telah berputus asa dari rahmat Allah karena banyaknya dosa-dosa yang telah aku lakukan. Aku adalah seseorang yang telah berpasrah diri kalau ditetapkan sebagai penghuni neraka. Saat kubaca buku itu, ternyata pengampunan dosa dari Allah demikian mudahnya. Buku itu benar-benar memberikan kesan yang dalam bagi diriku. Hingga tak terasa aku membacanya hingga datang waktu subuh.

Saat itu kulihat ibuku sedang menunaikan shalat. Selesainya ibuku dari shalat, kukatakan kepadanya, “Ibu, aku ingin shalat”. Ibuku menjawab, “Mandilah terlebih dahulu”. Aku pun mandi kemudian menunaikan shalat. Sejak saat itu aku tidak pernah lagi meninggalkan shalat.

Diceritakan kepada Syaikh Utsman al-Khomis bahwa orang ini kemudian menjadi seorang da’i yang cukup dikenal di London. Ia sangat bersemangat dalam berdakwah hingga mendakwahkan Islam di jalan-jalan ketika berjumpa dengan orang-orang non-Islam. Dan banyak orang mendapatkan hidayah Islam melalui dirinya.

Pelajaran:
1.Jangan remehkan hadiah sekecil apapun.

2.Jangan memvonis seseorang sudah tertutup darinya hidayah.

3.Biasakanlah memberi hadiah-hadiah yang bermanfaat kepada orang-orang untuk melembutkan hati mereka menerima dakwah.

4.Seseorang dengan profesinya masing-masing bisa memberikan hadiah. Seorang dosen bisa memberikan buku-buku bermanfaat kepada mahasiswanya karena nilai ujiannya yang baik atau lain sebagainya. 

Seorang pengusaha bisa memberikan hadiah kepada relasinya saat di awal jumpa. Seorang teman memberikan hadiah kepada temannya. Dll.

Mungkin akan datang suatu hari, Allah bukakan kebaikan bagi mereka yang diberi hadiah tersebut.

5.Berdakwah bisa dilakukan dimana saja, sampai berjumpa dengan seseorang di sebuah warung kopi pun adalah kesempatan untuk berdakwah.

Thursday, November 13, 2014

Saling mengingat kan

SUKA DIINGATKAN

Kutipan Mukhtashar Minhajul Qashidin dari Ibnu Qudamah rahimahullah berkata..

Kaum Salaf terdahulu..
Merasa senang bila ada yang mengingatkan kesalahan mereka.?

Sedangkan kita di zaman ini..
Yang paling kita benci adalah orang yang mengingatkan kesalahan kita..Ini adalah tanda lemahnya iman..

Itulah fenomena zaman..
Kritikan yang membangun dianggap mencari-cari kesalahan..
Bahkan dianggap pemecah belah..
Seakan orang bebas melakukan apa yang ia pandang baik..
Padahal Kebaikan adalah yang dipandang oleh Syariat..

Seorang yang ikhlas..
Lebih mementingkan kebenaran dari harga diri..
Karena kebenaran adalah barang cariannya..

Seorang yang berjiwa taslim..
Segera rujuk dari kesalahannya..
Ia menerima kritikan dengan jiwa yang lapang..
Dadanya tidak merasa panas menerimanya..
Bahkan mendo'akan orang yang mengingatkan kesalahannya..

Semoga Allah merahmati orang yang mengingatkan kesalahan kita....
Namun itu berat..
Kecuali untuk yang berjiwa besar..(Semoga kita smuanya termasuk)
■■●●•••....

Friday, November 7, 2014

Tarbiyatul awlad

گيف تجعل أبنائك يصلون
     من أنفسھم ☝
بدون خصام😡 أو تذكير😲 

🐝 Bagaimana Membuat Anak2  Anda Sholat dengan  Kesadaran Mereka Sendiri Tanpa Berdebat  dan Tanpa Perlu Diingatkan? 🐝


أولادك لا يصلون أو أتعبوك من أجل أن يصلوا ؟ 
تعالوا لتروا كيف تغيرونهم بإذن الله تعالى 

Anak2 anda tidak mau sholat? atau mereka sampai membuat anda capek saat mengingatkan untuk sholat?   
Mari qt lihat bagaimana qt bisa merubah ini semua ~ biidznillah 

عن إحدى الأخوات : 
تقول اقول لكم قصة وقعت معي انا 

Seorang sahabat berkisah: "Aku akan menceritakan satu kisah yg terjadi padaku"

كانت بنتي👧 بالخامس ابتدائي

Saat itu,  anak perempuanku duduk di kelas 5 SD

و الصلاة ثقيلة عليها.. لدرجة اني قلت لها يوما قومي صلي وراقبتها 
فوجدتها أخذت السجادة ورمتها على الأرض وجاءتني 
سألتها هل صليت قالت نعم.. صدقوني بدون شعور صفعت وجھا 
أعرف أني أخطأت.. ولكن الموقف ضايقني وبكيت وخاصمتها ولمتها وخوفتها من الله
ولم ينفع معها كل هذا الكلام .. 

Sholat baginya adalah hal yg sangat berat...sampai2 suatu hari aku berkata kepadanya: "Bangun!! Sholat!!", dan aku mengawasinya..
Aku melihatnya mengambil sajadah,  kemudian melemparkannya ke lantai...Kemudian ia mendatangiku...
Aku bertanya kepadanya: "Apakah kamu sudah sholat?"
Ia menjawab: " Sudah"
Kemudian aku MENAMPARNYA 
Aku tahu aku salah  Tetapi kondisinya mmg benar2 sulit...
Aku menangis..
Aku benar2 marah padanya,  aku rendahkan dia dan aku menakut2inya akan siksa Allah... 
Tapi....ternyata semua kata2ku itu tidak ada manfaatnya...

لكن في يوم من الأيام ... قالت لي إحدى الصديقات قصة.. منقولة ..وهي : 

Suatu hari,  seorang sahabatku bercerita suatu kisah... 

انها زارت قريبة لها عادية (ليست كثيرة التدين)، لكن عندما حضرت الصلاة 
قام أولادها يصلون بدون أن تناديهم

Suatu ketika ia berkunjung kerumah seorang kerabat dekatnya (seorang yg biasa2 saja dari segi agama) , tapi ketika datang waktu sholat,  semua anak2nya langsung bersegera melaksanakan sholat tanpa diperintah....

تقول .. قلت لها : كيف يصلي أولادك من أنفسهم بدون خصام وتذكير ؟ !!! 

Ia berkata: Aku berkata padanya "Bagaimana anak2mu bisa sholat dg kesadaran mereka tanpa berdebat dan tanpa perlu diingatkan?

قالت والله ليس عندي شي اقوله لك الا اني قبل أن أتزوج ادعو الله بهذا الدعاء وإلى يومنا هذا ادعو به

Ia menjawab: Demi Allah,  aku hanya ingin mengatakan padamu bahwa sejak jauh sebelum aku menikah aku selalu memanjatkan DO'A ini...dan sampai saat ini pun aku masih tetap berdo'a dg DO'A tersebut 

انا بعد نصيحتها هذه لزمت هذا الدعاء .. في سجودي وقبل التسليم وفي الوتر .. وفي 
كل اوقات الاجابه 

Setelah aku mendengarkan nasehatnya, aku selalu tanpa henti berdoa dg do'a ini..
Dalam sujudku...
Saat sebelum salam...
Ketika witir...
Dan disetiap waktu2 mustajab...

والله يا اخواتي.. ان بنتي هذه الآن بالثانوي.. من اول مابدأت الدعاء وهي 
التي توقظنا للصلاة وتذكرنا بها 
واخوانها كلهم ولله الحمد حريصون على الصلاة !!

 Demi Allah wahai saudara2ku...
Anakku  saat ini telah duduk dibangku SMA..
Sejak aku memulai berdoa dg doa itu, anakku lah yg rajin membangunkan kami dan mengingatkan kami untuk sholat...
Dan adik2nya, Alhamdulillah..mereka semua selalu menjaga sholat!!!

حتى امي زارتني ونامت عندي ولفت انتباهها ان بنتي تستيقظ وتدور علينا توقظنا 
للصلاة !! 

Sampai2...saat ibuku berkunjung dan menginap dirumah kami, ia tercengang  melihat anak perempuanku bangun pagi,  kemudian membangunkan kami satu persatu untuk sholat...

أعرف .. أنكم الآن متشوقون لتعرفوا هذا الدعاء .. 
الدعاء موجود في سورة ابراهيم 

Aku tahu anda semua penasaran ingin mengetahui doa apakah itu? 
Yaaa..doa ini ada di QS. ibrahim...
والدعاء هو ...❕ 
( رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاَةِ
 وَمِن ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاء ) 
(إبراهيم ، 40)

Doa ini adalah...
"Ya Robbku,  jadikanlah aku dan anak cucuku orang yg tetap melaksanakan sholat... Ya Robb kami,  perkenankanlah doaku"

فالدعاء الدعاء الدعاء
وكما تعلمون الدعاء سلاح المؤمن

Yaa...Doa...Doa...dan Doa...
Sebagaimana anda semua tahu bahwa doa adalah senjata seorang mukmin 

 إرسلوها للكل حتى تعم الفائدة

 Kirimkan tulisan ini agar lebih banyak orang yg mengambil manfaat...

 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

إذا أعجبك الموضوع فلا تقل شكـراً
قل :(رحم الله من نقلها لي ونقلها عني وجعلها بميزان حسناتكم

Jika anda terkesan dg tulisan ini,  jangan katakan Syukron...
Tapi katakan: "Semoga Allah merahmati orang yang bersedia men-share (tulisan ini), dan semoga Allah menjadikannya pemberat bagi timbangan kebaikannya"

اقرأ هذا الدعاء لأبنائك و سيبقون بحفظ الله .... ورعايته

 Baca selalu doa ini untuk anak2mu,  biidznillah mereka akan selalu berada dalam penjagaan dan perlindungan Allah

🐝🌿🐝🌿🐝

Translated by: 
💕 Rifa Emha 💕

Semua akan berlalu

Ada seorang raja yang terkenal dengan kebijaksanaannya. Pada suatu hari, Sang Raja meminta kepada tukang emasnya yang sudah tua renta untuk menuliskan sesuatu di dalam cincinnya.

Raja berpesan, "Tuliskanlah sesuatu yang bisa kamu simpulkan dari seluruh pengalaman & perjalanan hidupmu, supaya itupun bisa menjadi pelajaran untuk hidup saya".

Berbulan-bulan si tukang emas yang tua itu membuat cincinnya, lalu lebih sulitnya menuliskan apa yang penting di cincin emas yang kecil itu. Akhirnya setelah berdoa & berpuasa, si tukang emas itupun menyerahkan cincinnya pada Sang Raja. Dan dengan tersenyum, Sang Raja membaca tulisan kecil di cincin itu. Bunyinya, "DAN YANG INIPUN AKAN BERLALU".

Awalnya Sang Raja tidak terlalu paham dengan apa yang tertulis di sana. Tapi, suatu ketika, tatkala menghadapi persoalan kerajaan yang pelik, akhirnya Ia membaca tulisan di cincin itu dan Ia pun menjadi lebih tenang, “Dan Inipun akan berlalu!”. Dan tatkala Ia sedang bersenang-senang, Ia pun tak sengaja membaca tulisan di cincin itu, lantas Ia menjadi rendah hati kembali.

Ketika Anda lagi punya masalah besar ataupun sedang lagi kondisi terlalu gembira, ingatlah kalimat itu, "Dan inipun akan berlalu" (These too, will pass).

Kalimat ini, kalau direnungkan dengan bijak akan mengantarkan diri kita pada keseimbangan hidup. Tidak ada satupun yang langgeng. Jadi, ketika Anda punya masalah, janganlah terlalu bersedih. Tatkala Anda lagi senang, jangan terlalu kelewat senang.

Ingatlah....apapun yang Anda hadapi saat ini, semuanya akan berlalu.

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَان وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُوالْجَلٰلِ وَالْإِكْرَامِ

“Semua yang ada di bumi itu akan sirna. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (55:26-27)

Tuesday, November 4, 2014

Oase dakwah odoj

OASE DAKWAH~Penyejuk Hati Penggugah Jiwa
Senin, 3 November 2014

Rangkaian Muhasabah Diri
 Oleh: Ummu Zaheera Al Fath

Saat tsiqah kepada saudara mulai memudar, itulah pertanda ada yang salah dengan ukhuwah yang kita bangun

Saat ukhuwah kita mulai cacat, maka renungkanlah bagaimana dengan tajarud(kemurnian) akidah kita.jangan jangan ukhuwah yang kita bangun hanya  mementingkan unsur duniawi yang fana

Saat tajarud kita tidak murni lagi, pasti ada keraguan  dengan tsabat(keteguhan) kita akan janji Allah dan pahala yang besar

Saat keteguhan kita mulai dipertanyakan, renungkanlah bagimana dengan ketaatan(kepatuhan) kita kepada sang pencipta?.Karena hanya dengan ketaatan akan melahirkan keteguhan prinsip hidup

Saat ketaatan mulai luntur, mari kita tengok lagi dengan tadhiyah(pengrobanan) kita.

Saat tadhiyah kita mulai lemah, maka kencangkanlah kembali jihad(kesungguhan) kita

Saat jiwa kita lemah untuk berjihad, maka tingkatkanlah kembali amal amal kita baik yang wajib ditambah dengan yang sunnah 

Saat kuatitas dan kualitas amal kita mulai menurun, maka dipastikan ada yang cacat dengan keikhlasan kita

Saat keikhlasan kita mulai dipertanyakan, maka perbaikilah pemahaman kita akan petingnya ukhuwah dan balasan tiada tara yang akan Allah berikan..
Karena kepahaman yang benar akan melahirkan keikhlasan yang berbuah amal yang lurus..amal yang beekesinambungan akan melahirkan semangat baru dalam bentuk kesungguhan kita dalam berbuat..jihad yang benar akan melahirkan kerelaan untuk berkorban..kerelaan berkorban akan membawa pada ketaatan..ketaatan akan melahirkan keteguhan..kesabaran untuk tetap teguh akan membentuk kemurnian tujuan..ideologi yang murni itulah yang melahirkan ukhuwah yang benar dan akhirnya membuahkan ketsiqahan..