BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Wednesday, November 26, 2014

Perindu Syurga

PERINDU SYURGA


Nasehat Syaikhut Tarbiyah, Ust.
Rahmat Abdullah, Tentang Dakwah

Teringat kembali aku akan nasehat
Syaikhut Tarbiyah, Ust. Rahmat
Abdullah, tentang dakwah…

Memang seperti itu dakwah.

Dakwah adalah cinta.
Dan cinta akan meminta semuanya dari
dirimu.

Sampai pikiranmu.
Sampai perhatianmu.
Berjalan, duduk, dan tidurmu.

Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu
pun tentang dakwah.

 Tentang umat yg
kau cintai.

Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah.

Menyedot saripati energimu. Sampai
tulang belulangmu. Sampai daging
terakhir yg menempel di tubuh
rentamu. 

Tubuh yg luluh lantak
diseret-seret. .. Tubuh yang hancur
lebur dipaksa berlari.

Seperti itu pula kejadiannya pada
rambut Rasulullah. Beliau memang akan
tua juga. 

Tapi kepalanya beruban
karena beban berat dari ayat yg
diturunkan Allah.
Sebagaimana tubuh mulia Umar bin
Abdul Aziz. Dia memimpin hanya
sebentar. Tapi kaum muslimin sudah
dibuat bingung. Tidak ada lagi orang
miskin yg bisa diberi sedekah. 

Tubuh
mulia itu terkoyak-koyak. Sulit
membayangkan sekeras apa sang
Khalifah bekerja. Tubuh yang segar
bugar itu sampai rontok. Hanya dalam
2 tahun ia sakit parah kemudian
meninggal. Toh memang itu yang
diharapkannya; mati sebagai jiwa yang
tenang.

Dan di etalase akhirat kelak, mungkin
tubuh Umar bin Khathab juga terlihat
tercabik-cabik. Kepalanya sampai
botak. Umar yang perkasa pun
akhirnya membawa tongkat ke mana-
mana. Kurang heroik? 

Akhirnya
diperjelas dengan salah satu luka
paling legendaris sepanjang sejarah;
luka ditikamnya seorang Khalifah yang
sholih, yang sedang bermesra-
mesraan dengan Tuhannya saat sholat.

Dakwah bukannya tidak melelahkan.
Bukannya tidak membosankan. Dakwah
bukannya tidak menyakitkan. Bahkan
juga para pejuang risalah bukannya
sepi dari godaan kefuturan.

Tidak… Justru kelelahan. Justru rasa
sakit itu selalu bersama mereka
sepanjang hidupnya. Setiap hari. Satu
kisah heroik, akan segera mereka
sambung lagi dengan amalan yang jauh
lebih “tragis”.

Justru karena rasa sakit itu selalu
mereka rasakan, selalu menemani…

justru karena rasa sakit itu selalu
mengintai ke mana pun mereka pergi…
akhirnya menjadi adaptasi. Kalau iman
dan godaan rasa lelah selalu
bertempur, pada akhirnya salah
satunya harus mengalah. 

Dan rasa
lelah itu sendiri yang akhirnya lelah
untuk mencekik iman. Lalu terus
berkobar dalam dada.
Begitu pula rasa sakit. Hingga luka tak
kau rasa lagi sebagai luka. Hingga
“hasrat untuk mengeluh” tidak lagi
terlalu menggoda dibandingkan jihad
yang begitu cantik.
Begitupun Umar. Saat Rasulullah
wafat, ia histeris. Saat Abu Bakar
wafat, ia tidak lagi mengamuk.
Bukannya tidak cinta pada abu Bakar.
Tapi saking seringnya “ditinggalkan” ,
hal itu sudah menjadi kewajaran. Dan
menjadi semacam tonik bagi iman..
Karena itu kamu tahu. Pejuang yg
heboh ria memamer-mamerkan
amalnya adalah anak kemarin sore. Yg
takjub pada rasa sakit dan
pengorbanannya juga begitu. Karena
mereka jarang disakiti di jalan Allah.
Karena tidak setiap saat mereka
memproduksi karya-karya besar. Maka
sekalinya hal itu mereka kerjakan,
sekalinya hal itu mereka rasakan,
mereka merasa menjadi orang besar.
Dan mereka justru jadi lelucon dan
target doa para mujahid sejati, “ya
Allah, berilah dia petunjuk… sungguh
Engkau Maha Pengasih lagi maha
Penyayang…
“ Maka satu lagi seorang pejuang
tubuhnya luluh lantak. Jasadnya
dikoyak beban dakwah. Tapi iman di
hatinya memancarkan cinta…
Mengajak kita untuk terus berlari…

“Teruslah bergerak, hingga kelelahan
itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu
bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan
itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan
itu futur menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu
lesu menemanimu.”
(alm. Ust Rahmat Abdullah)

Kalau iman dan syetan terus
bertempur. Pada akhirnya salah
satunya harus mengalah. : In
memoriam Ust. Rahmat Abdullah
La’allanaa fii barokatillah…. Ya Alloh,
karuniakanlah kami panasnya iman
yang mampu membakar ruh HAMASAH
untuk terus bermujahadah dengan
penuh kesabaran….aamiin.

Source:  (islamedia.co)

0 comments: