BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Wednesday, November 4, 2015

AFATUL LISAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Notulen Kajian Asmin F32 
🌸Tanggal: 02 November 2015
🌺Tema: "JUJUR ITU INDAH"
🌻Notulen Kajian:deby 2761
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

 Alhamdulillaahi nasta'iinuhu wa nastaghfiruhu, wa na'uudzubillaahi min syuruuri anfusina, wa min sayiaati a'maalina, man yahdillaahu falaa mudlillalah, wa man yudl lil falaa haa diyalah, asyhadu anlaa ilaaha illallahu wah dahulaa syariikalahu, wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rosuuluhu laa nabiyya ba'dahu. Allahummasholli wa sallim wa baarik'alaa muhammadin wa 'alaa aalihi wa ash haabihi ajma'iin, ammaa ba'du
(Segala puji milik Allah. Kami memohon pertolonganNya, dan mohon ampun kepada Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diriku dan keburukan amalku. Barang siapa yang diberi petunjuk Allah maka tidak ada siapapun yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan Allah maka tidak ada siapapun yang dapat menunjukinya. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, aku mengesakanNya dan tidak mempersekutukanNya.Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hambaNya dan rosulNya, tidak ada nabi setelah Dia. Ya Allah, berikan sholawat, salam dan kebaikan atas nabi Muhammad, keluarganya dan sahabatnya.)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kaifa khaluk akhawat di pondok asmin F32?
Semoga senantiasa dalam kebaikan, istiqamah dan senantiasa dlm ketaatan padaNya.. Aamiin

Izinkan saya menyampaikan materi kajian malam ini yang bertemakan tentang Afatul Lisan

Agar kemampuan berbicara yang menjadi salah satu ciri manusia ini menjadi bermakna dan bernilai ibadah, Allah SWT menyerukan umat manusia untuk berkata baik dan menghindari perkataan buruk. Allah SWT berfirman :

“Dan katakan kepada hamba-hamba-Ku “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar) sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. 

Sesungguhnya syaitan
 itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” QS. 17: 53
Kemampuan berbicara adalah salah satu kelebihan yang Allah berikan kepada manusia, untuk berkomunikasi dan menyampaikan keinginan- keinginannya dengan sesama manusia. 

Ungkapan yang keluar dari mulut manusia bisa berupa ucapan baik, buruk, keji, dsb.
➡Dalam sebuah hadist dikatakan ;
Rasulullah SAW bersabda :
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Muttafaq alaih)

➡ “Ucapan yang baik adalah sedekah” HR. Muslim.
Lalu apa saja siih keutamaan dari diam, sehingga Rasulullah lebih menganjurkan diam daripada banyak bicara.. Yuuk disimak
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

🌾KEUTAMAAN DIAM
Bahaya yang ditimbulkan oleh mulut manusia sangat besar, dan tidak ada yang dapat menahannya kecuali diam. Oleh karena itu dalam agama kita dapatkan anjuran diam dan perintah pengendalian bicara. Sabda Nabi:

🌼“ Barang siapa yang mampu menjamin kepadaku antara dua kumisnya (kumis dan
jenggot), dan antara dua pahanya, saya jamin dia masuk sorga” HR. Al Bukhariy.

🌺 “Tidak akan istiqamah iman seorang hamba sehingga istiqamah hatinya. Dan tidak akan istiqamah hati seseorang sehingga istiqamah lisannya” (HR Ahmad)

🌸 Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang bisa menjaga mulutnya, Allah akan tutupi keburukannya” HR. Abu Nuaim.

🌹 Abu Darda berkata : “Perlakukan telinga dan mulutmu dengan obyektif. Sesungguhnya diciptakan dua telinga dan satu mulut, agar kamu lebih banyak mendengar dari pada berbicara.
Ma Syaa Allah cukup bnyak hadist yg membicarakan ttg diam, karena dng diam in syaa Allah terlindungi diri dan lisan  dari maksiat lisan
Berikut ini akan kita bahas afatul lisan dari yang paling tersembunyi sampai yang paling berbahaya.

1. Berbicara sesuatu yang tidak perlu
Rasulullah SAW bersabda: “Di antara ciri kesempurnaan Islam seseorang adalah ketika ia mampu meninggalkan sesuatu yang tidak ia perlukan” HR At Tirmidziy.

Ucapan yang tidak perlu adalah ucapan yang seandainya anda diam tidak berdosa, dan tidak akan membahayakan diri maupun orang lain. Seperti menanyakan sesuatu yang tidak diperlukan. Contoh pertanyaan ke orang lain “apakah anda puasa, jika dijawab YA, membuat orang itu riya, jika dijawab TIDAK padahal ia puasa, maka dusta, jika diam tidak dijawab dianggap tidak menghormati penanya.

Jika menghindari pertanyaan itu dengan mengalihkan pembicaraan maka menyusahkan orang lain mencari – cari bahan, dst.

Penyakit ini disebabkan oleh keinginan kuat untuk mengetahui segala sesuatu. Atau basa basi untuk menunjukkan perhatian dan kecintaan, atau sekedar mengisi waktu dengan cerita-cerita yang tidak berguna. Perbuatan ini termasuk dalam perbuatan tercela.

Terapinya adalah dengan menyadarkan bahwa waktu adalah modal yang paling berharga. Jika tidak dipergunakan secara efektif maka akan
merugikan diri sendiri. selanjutnya menyadari bahwa setiap kata yang keluar dari mulut akan dimintai pertanggung jawabannya. ucapan yang keluar bisa menjadi tangga ke sorga atau jaring jebakan ke neraka. Secara aplikatif kita coba melatih diri senantiasa diam dari hal-hal yang tidak diperlukan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

2. Fudhulul kalam (Berlebihan dalam berbicara)
Perbuatan ini dikategorikan sebagai perbuatan tercela. Ia mencakup pembicaraan yang tidak berguna, atau bicara sesuatu yang berguna namun melebihi kebutuhan yang secukupnya. 

Seperti sesuatu yang cukup dikatakan dengan satu kata, tetapi disampaikan dengan dua kata maka kata yang kedua ini “fudhul”
(kelebihan). 
Firman Allah : “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh
bersedekah, berbuat ma'ruf, atau perdamaian di antara manusia ” QS.4:114.

➡Rasulullah SAW bersabda : “Beruntunglah orang yang dapat menahan kelebihan bicaranya, dan menginfakkan kelebihan hartanya “
HR. Al Baghawiy.

➡Ibrahim At Taymiy berkata : Seorang mukmin ketika hendak berbicara, ia berfikir dahulu, jika bermanfaat dia ucapkan, dan jika tidak maka tidak diucapkan. Sedangkan orang fajir (durhaka) sesungguhnya lisannya mengalir saja ”
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

3. Al Khaudhu fil bathil (Melibatkan diri dalam
pembicaraan yang batil)
Pembicaraan yang batil adalah pembicaraan ma'siyat, seperti menceritakan tentang perempuan, perkumpulan selebritis, dsb, yang tidak terbilang jumlahnya.

Pembicaraan seperti ini adalah perbuatan haram, yang akan membuat pelakunya binasa. ➡Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya ada seseorang yang berbicara dengan ucapan yang Allah murkai, ia tidak menduga akibatnya, lalu Allah catat itu dalam murka Allah hingga hari
kiamat” HR Ibn Majah.

➡“ Orang yang paling banyak dosanya di hari kiamat adalah orang yang paling banyak terlibat dalam pembicaraan batil” HR Ibnu Abiddunya.
4. Al Jidal (Berbantahan dan Perdebatan)
Perdebatan yang tercela adalah usaha menjatuhkan orang lain dengan menyerang dan mencela pembicaraannya, menganggapnya bodoh dan tidak akurat. Biasanya orang yang diserang merasa tidak suka, dan penyerang ingin menunjukkan kesalahan orang lain agar terlihat kelebihan dirinya. Hal ini biasanya disebabkan oleh taraffu' (rasa tinggi hati) karena kelebihan  dan ilmunya, dengan menyerang kekurangan orang lain.

➡Rasulullah SAW bersabda : “Tidak akan tersesat suatu kaum setelah mereka mendapatkan hidayah Allah, kecuali mereka melakukan perdebatan” HR. At Tirmidziy.

➡Imam Malik bin Anas berkata : “Perdebatan akan mengeraskan hati dan mewariskan kekesalan”
5. Berkata keji, jorok dan caci maki
Berkata keji, jorok adalah pengungkapan sesuatu yang dianggap jorok/tabu dengan ungkapan vulgar, misalnya hal-hal yang berkaitan dengn seksual, dsb. Hal ini termasuk perbuatan tercela yang dilarang agama.

➡ Nabi bersabda :
“Jauhilah perbuatan keji. Karena sesungguhnya Allah tidak suka sesuatu yang keji dan perbuatan keji” dalam riwayat lain :”Surga itu haram bagi setiap orang yang keji ”. HR. Ibnu Hibban

➡“Orang mukmin bukanlah orang yang suka menghujat, mengutuk, berkata kejindan jorok ” HR. At Tirmidziy.

Ada seorang A'rabiy (pedalaman) meminta wasiat kepada Nabi :
Sabda Nabi : “Bertaqwalah kepada Allah, jika ada orang yang mencela kekuranganmu, maka jangan kau balas dengan mencela kekurangannya. Maka dosanya ada padanya dan pahalanya ada padamu. Dan janganlah kamu mencaci maki siapapun. Kata A'rabiy tadi : “Sejak itu saya tidak pernah lagi mencaci maki
orang”. HR. Ahmad
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

0 comments: