BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Wednesday, August 5, 2009

KESABARAN YANG TERUJI ( SITI HAJAR )

Sebelum Siti Hajar menikah dengan nabi Ibrahim,ia adalah khadimat pada keluarga Ibrahim & Siti Sarah.Melihat Siti Hajar memiliki perilaku dan budi pekerti yang luhur, Siti Sarah yang belum juga memiliki seorang anak, merelakan suaminya menikahi Siti Hajar. Pasca pernikahan ini, setelah menunggu berpuluh tahun, keinginan keluarga nabi Ibrahim untuk memiliki generasi penerus dikabulkan Alloh swt, dengan kelahiran Ismail dari rahim Siti Hajar. Tetapi, baru saja beberapa sa'at berbahagia sebagai ayah, datang perintah Alloh swt, pada Ibrahim untuk membawa Hajar & Ismail pergi meninggalkan Palestina.

Di bawah sinar matahari yang sangat terik, sampailah keluarga kecil itu di sebuah lembah yang tandus. Dengan menguatkan hati, nabi Ibrahim menurunkan istri & anaknya dari kendaraan dan berjalan meninggalkan mereka.Melihat suami tercinta pergi tanpa mengajaknya, Siti Hajar bergegas menyusul.

"Wahai suamiku, akan kemana engkau pergi ? Mengapa tak mengajak kami serta ? rajuknya.

Nabi Ibrahim tak membuka suara dan tetap meneruskan langkahnya.

"Apa dosa kami? Tegakah kau tinggalkan kami di tempat yang gersang tak berpenghuni ini? "suara Siti Hajar semakin menghiba.

Meski tak tega, Nabi Ibrahim menetapkan langkahnya. Melihat Siti Hajar terus mengejarnya, Nabi Ibrahim berhenti dan menjawab, "Sesungguhnya semua yang kulakukan adalah perintah Alloh".

Mendengar perkataan suami tercinta,Siti Hajar terdiam.
"Kalau begitu, pastilah Allah tidak akan menyia-nyiakan kami,"jawab Siti Hajar mantap.Sebelum Nabi Ibrahim pergi, Siti Hajar memohon kepadanya untuk berdo'a demi keselamatan dirinya dan Ismail.Maka berdo'alah Nabi Ibrahim :
"Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau, ya Rabb kami, teguhkanlah hati mereka dengan mendirikan shalat, jadikanlah hati manusia cenderung kepada mereka, dan berilah mereka rizki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur."

Tetapi ujian dari Allah belumlah usai. Setelah bekal makanan dan minuman habis sedangkan air susunyapun kering, tangis keras si kecil Ismail yang kehausan dan kelaparan membuat Siti Hajar kebingungan. Ia berusaha keras mencari sumber air ke sana ke mari untuk menghilangkan dahaga buah hatinya. Fatamorgana padang pasir membuatnya bolak-balik antara Shofa dan Marwa sebanyak tujuh kali, tetapi air tak ditemuinya.



Hatinya mulai kecut, terlebih mendengar tangis Ismail yang semakin menjadi. Ketika hatinya sudah pasrah pada ketentuan Alloh, sekonyong-konyong memancarlah air dari sela-sela jemari kaki anaknya. Siti Hajr segera berlari menuju Ismail. Akhirnya Siti Hajar dan Ismail bisa menghilangkan dahaga dan mampu bertahan hidup. Dan lama kelamaan daerah itu menjadi ramai di kunjungi berbagai suku dan berkembang menjadi kota Makah.
Sejarah juga mencatat kesabaran Siti Hajar ketika harus merelakan Ismail menjadi korban dengan cara di sembelih ayahnya sendiri. Meski sempat tak rela, keimananya yang tinggi pada Allah semakin terlihat ketika ia yakin bahwa hal itu adalah ketentuan yang terbaik dariNya. Kesabarannya pun berbuah kebaikan, wahyu Allah yang turun berikutnya memerintahkan untuk mengganti Ismail dengan domba. Maka selamatlah Ismail dari kematian, dan keluarga yang ta'at dan penuh kesabaran itupun hidup bahagia sampai akhir hayatnya. Bahkan garis keturunan Ismail, bermunculanlah generasi2 terbaik umat manusia.
( Dari majalah Ummi : edisi 7/xv/2003 )
Di tulis untuk :
Ummahat liqo'at akhwat Jahra yang berpisah sementara dengan suami.Semoga Siti Hajar menjadi keteadanan selama berpisah sementara.Keimanan, ketabahan, serta kesabaran dan keyakinan atas jaminan rizkiNya menyemangati kita.















0 comments: